Cari Blog Ini

Senin, 21 September 2015

Mandiri, BNI, dan BRI Jadi Jaminan Utang ke China?

Pemerintah Indonesia kembali berutang senilai US$3 miliar, atau setara Rp40 triliun kepada China. Tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia menandatangani kesepakatan pinjaman itu, disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno di Beijing, pada 16 September 2015. Di sejumlah media sosial, berita tersebut ditambahkan dengan isu bahwa Menteri BUMN berutang kepada China, dengan menjamin ketiga bank BUMN tersebut. Di sejumlah medsos, Senin 21 September 2015, mulai beredar gambar imbauan agar masyarakat menarik uang tabungan mereka dari Bank Mandiri, BNI, BRI, yang digadang-gadang menjadiagunan untuk pinjaman kepada China.
"Tarik uang tabungan Anda di Mandiri, BNI, BRI! Bahaya, bila semua bank tersebut yang telah menjadi jaminan utang oleh Menteri BUMN ke China bisa terjual kapan pun di tengah kondisi bangsa seperti sekarang. Amankan harta anda dari rezim perampok sekarang juga..!!!" demikian tulisan dalam gambar dengan foto Menteri BUMN, yang beredar di media sosial.Gambar tersebut pun segera mendapat respons dari netizen."Ini informasi yang sesat dan provokasi karena dampaknya bisa membuat keresahan di masyarakat, sehingga kepercayaan terhadap perbankan bisa hancur," tulis seorang Erizeli Jely Bandoro dalam akun Facebooknya.Dia mengatakan, bila sistem perbankan tidak lagi dipercaya, maka bisa berdampak sistemik. Ini akan menimbulkanchaos(kekacauan) ekonomi dan bisa membuat negeri bangkrut seperti 1998.Netizen lain, Susanto Salim ikut menegaskan, dalam akun Facebooknya bahwa imbauan penarikan dana di tiga bank BUMN adalahhoax(berita bohong) dari pengkhianat bangsa."Hoax dari pengkhianat bangsa!!! Atas berita tarik uang tabungan di Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Di kala negara sedang membangun ada yang bermain api!!!" tulisnya.Dia mengatakan, segala lini mereka manfaatkan untuk mengoyang stabilitas negara, dari SARA (suku, ras, agama, dan antar golongan), ekonomi, politik, keamanan dan budaya dan kalau ini terus berlangsung, maka inilah sebenar-benarnya bahaya laten terhadap negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sabtu, 12 September 2015

AirTerjun Kota Reog

Selain Wisata Telaga Ngebel, di Ponorogo juga banyak tempat wisata lainnya. Namun, sayangnya kurang perhatian dari Pemkab Ponorogo. Wisata alam seperti air terjun misalnya, hanya di kunjungi oleh wisatawan asli Ponorogo saja. Jika pemerintah mau mengelola dengan baik, saya yakin pasti wisatawan luar kota, atau bahkan luar provinsi tertarik berkunjung ke kota reog ini. Berikut ini beberapa air terjun di Ponorogo.

Air Terjun Pletuk
Air Terjun Pletuk atau juga dikenal dengan nama Coban Temu memiliki ketinggian sekitar 30 m dan berada di atas ketinggian 450 meter di atas laut dengan curah hujan yang dimilikinya cukup tinggi.  Kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan yang menjulang tinggi, dan ditumbuhi sejumlah tanaman.  Sayangnya  tempat yang potensial tersebut kurang diperhatikan oleh pihak pemerintah setempat khususnya dinas Pariwisata.Terletak di Dusun Kranggan, Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Propinsi Jawa Timur. Berjarak sekitar 30 Km ke tenggara dari pusat kota Ponorogo atau tepatnya sebelah selatan dari Kecamatan Pulung.  Untuk menuju ke lokasi air terjun ini dapat menggunakan kendaraan pribadi atau umum.  Kondisi jalan ke lokasi sudah beraspal mulus akan tetapi berkelok kelok dan naik turun.  Di sepanjang perjalanan akan banyak di temui hutan jati.

Jika berangkat dari kota Ponoroho (alun-alun) dengan mengambil arah ke kawasan Jeruksing.  Dari Jeruksing (bunderan lampu lalu lintas) ini ambil ke arah timur melewati kawasan Tajug yang dipenuhi hutan tanaman kayu putih hingga tiba di perempatan jalan raya Jeruksing - Pulung.  Bila lurus akan menuju ke Kecamatan Pudak, arah kiri ke Kecamatan Pulung dan ke arah kanan ke Kecamatan Sooko. 


Selanjutnya ambil arah ke kanan, melewati pasar tradisional Kecamatan Pulung.  Setelah menempuh kurang lebih 20 menit akan tiba di kecamatan Sooko dengan terlebih dahulu melewati hutan jati di kiri kanan jalan Pulung - Sooko.  Dan akhirnya dari kecamatan ini selanjutnya ikuti petunjuk arah menuju lokasi Air Terjun Pletuk berada. 

Bagi yang menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Seloaji, Ponorogo naik angkutan umum jurusan Sooko dengan ongkos sekitar Rp 5000.  Turun di Pasar Sooko.  Selanjutnya perjalanan berganti naik ojek hingga tiba di lokasi air terjun berada. Ojek ini banyak tersedia di sekitar pasar Sooko.


Air Terjun Troyomerto
Air Terjun Toyomerto atau juga dikenal sebagai Air Terjun Selorejo terdiri dari 2 tingkat air dalam satu aliran yang jatuh dari tebing batu. Masing-masing tingkatan memiliki ketinggian 25 hingga 30 meter.   Untuk tingkat pertama dikenal dengan nama Air Terjun Selorejo Atas dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kedua.  Untuk tingkat kedua dikenal dengan nama Air Terjun Selorejo Bawah.  Pada Selorejo atas dindingnya dapat di panjat

Posisi air terjun ini sebenarnya berada di antara dua bukit yang berhadapan. Warga sekitar menyebut kedua bukit sebagai gunung Nglengko dan Manyutan. Keduanya merupakan bagian dari pegunungan Wilis yang melintang panjang dari Madiun hingga Ponorogo.   Air terjun ini mengalir dari sebuah mata air di gunung atas Manyutan. Di tebing-tebing batu gunung, banyak juga ditemukan sumber air yang lebih kecil. Airnya menjadi meresap di bebatuan tebing dan terkumpul mengalir di air terjun. Jika dirunut jauh, air terjun Selorejo bermuara di kali Catur yang mengalir hingga ke Madiun.


Terletak di Dusun Toyomerto, Desa Pupus, Kecamatan Ngebel. Kabupaten Ponorogo, Propinsi Jawa Timur.
Berjarak ± 35 km ke arah timur dari pusat kota Ponorogo atau kurang lebih 5 km dari pusat kecamatan Ngebel.  Akses ke air terjun ini medannya cukup sulit, menanjak penuh kelok dengan kanan kiri tebing curam dan membutuhkan kerja eksta untuk menuju ke sana.

Untuk menuju kesana dengan melewati jalan setapak (menjadi satu-satunya akses jalan) sejauh 300 m dari jalan desa.  Jalan setapak ini pun cukup sempit. Hanya cukup untuk pejalan kaki bersisipan. Berundak terbuat dari tanah liat. Di kanan-kirinya, tanaman kopi warga tampak lebat.
Untuk masuk ke kawasan air terjun ini tidak dipungut biaya resmi sepeserpun karena memang kawasan wisata ini belum dikelola secara resmi oleh pemerintah daerah.  Biasanya hanya ditarik restribusi desa sebesar 5000 rupiah per orang sekaligus ongkos parkir kendaraan pengunjung.


Air Terjun Widodaren
Mungkin masyarakat belum banyak tau tentang wisata air terjun ini,dikarenakan minimnya fasilitas yang ada,jalan untuk sampai ketempat ini masih belum di aspal dan untuk sampai ke air terjun ini kita harus jalan kaki naik bukit sekitar beberapa menitan.
Air terjun widodaren terletak d Desa.Bulu lor Kec.Jambon.
mungkin sekitar setengah jam'an kalo berangkat dari alun" kota ponorogo.
Untuk lebih jelasnya lokasi wisata ini tanyakan langsung kepada masyarakat desa jambon tntng lokasi trsbut.
Air terjun ini sangat indah dan masih alami. bila kita liat dari atas air terjun ini atau naik keatas bukit terliat pemandangan luas dan indah berupa pegunungan" dan banyak pepohonan kita bisa bersantai dan menikmati keindahan alam ponorogo.